Selasa, 13 November 2012
BUDIDAYA TANAMAN KUBIS
1. CULTIVAR / VARIETAS.
Globe master, Emerald Cross Hybrid, Copenhagen, Green cup, Ecarliana, Green point,Savoy king Hybrid dan masih banyak varietas lainya.
2. SYARAT TUMBUH.
Iklim
Pengaruh angin dirasakan pada evaporasi lahan dan evapotranspirasi tanaman.
Laju angin yang tinggi dalam waktu lama (kontinyu) mengakibatkan
keseimbangan kandungan air antara tanah dan udara terganggu, tanah kering dan
keras, penguraian bahan-bahan organik terhambat, unsur hara berkurang dan
menimbulkan racun akibat tidak ada oksidasi gas-gas beracun di dalam tanah.
Disebutkan jumlah curah hujan 80% dari jumlah normal (30 cm) memberikan
hasil rata-rata 12% dibawah rata-rata normal
Stadia pembibitan memerlukan intensitas cahaya lemah sehingga memerlukan
naungan untuk mencegah cahaya matahari langsung yang membahayakan
pertumbuhan bibit. Sedangkan pada stadia pertumbuhan diperlukan intensitas
cahaya yang kuat, sehingga tidak membutuhkan naungan.
Tanaman kubis dapat hidup pada suhu udara 10-24 derajat C dengan suhu
optimum 17 derajat C. Untuk waktu singkat, kebanyakan varietas kubis tahan
dingin (minus 6-10 derajatC), tetapi untuk waktu lama, kubis akan rusak kecuali
kubis berdaun kecil (<3> 9).
Kandungan air tanah yang baik adalah pada kandungan air tersedia, yaitu pF
antara 2,5-4. Dengan demikian lahan tanaman kol memerlukan pengairan yang
cukup baik (irigasi maupun drainase).
Ketinggian Tempat
Tanaman kubis dapat tumbuh optimal pada ketinggian 200-2000 m dpl. Untuk
varietas dataran tinggi, dapat tumbuh baik pada ketinggian 1000-2000 m dpl.
3. PERSEMAIAN.
Pembibitan
Persyaratan Benih
Benih yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a) Benih utuh, artinya tidak luka atau tidak cacat.
b) Benih harus bebas hama dan penyakit.
c) Benih harus murni, artinya tidak tercampur dengan biji-biji atau benih lain serta
bersih dari kotoran.
d) Benih diambil dari jenis yang unggul atau stek yang sehat.
e) Mempunyai daya kecambah 80%.
f) Benih yang baik akan tenggelam bila direndam dalam air.
. Penyiapan Benih
Penyiapan benih dimaksudkan untuk mempercepat perkecambahan benih dan
meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit. Cara-cara
penyiapan adalah sebagai berikut:
-. Sterilisasi benih, dengan merendam benih dalam larutan fungisida dengan dosis
yang dianjurkan atau dengan merendam benih dalam air panas 55 derajat C
selama 15-30 menit.
-. Penyeleksian benih, dengan merendam biji dalam air, dimana benih yang baik
akan tenggelam.
-. Rendam benih selama ± 12 jam atau sampai benih terlihat pecah agar benih
cepat berkecambah
Kebutuhan benih per hektar tergantung varietas dan jarak tanam, umumnya
dibutuhkan 300 gram/ha
Benih harus disemai dan dibumbun sebelum dipindahtanam ke lapangan.
Penyemaian dapat dilakukan di bedengan atau langsung di bumbung (koker).
Bumbung dapat dibuat dari daun pisang, kertas makanan berplastik atau polybag
kecil
Teknik Penyemaian Benih
Hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi persemaian antara lain: (1)
tanah tidak mengandung hama dan penyakit atau faktor-faktor lain yang
merugikan; (2) lokasi mendapat penyinaran cahaya matahari cukup; dan (3) dekat
dengan sumber air bersih.
Penyemaian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut
-. Penyemaian di bedengan
Sebelum bedengan dibuat, lahan diolah sedalam 30 cm lalu dibuat bedengan
selebar 110-120 cm memanjang dari arah utara ke selatan. Tambahkan ayakan
pupuk kandang halus dan campurkan dengan tanah dengan perbandingan 1:2
atau 1:1. Bedengan dinaungi dengan naungan plastik, jerami atau daun-daunan
setinggi 1,25-1,50 m di sisi timur dan 0,8-1,0 m di sisi Barat. Penyemaian dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu disebar merata di atas bedengan atau disebar di
dalam barisan sedalam 0,2-1,0 cm.Selanjutnya tutup dengan tanah tipis dan siram
dengan air.
-. Penyemaian di polybag
Dengan cara ini, satu per satu benih dimasukkan ke dalam polybag kecil yang
berukuran 7-8 cm x 10 cm. Media penyemaian adalah campuran tanah halus
dengan pupuk kandang dengan perbandigan 2:1 atau 1 : 1.
Masukan benih satu – satu ke dalam polibag plastic yang sudah di isi media
tanam sedalam 0,2 – 1,0 cm. tutup tipis dengan tanah atau pupuk kandang matang.
Siram air pakai gembor penyiraman , dan terakhir tutup pakai daun pisang untuk
menjaga kelembaban.Setelah tumbuh ke cambah buang penutup daun pisang.
Siram pagi dan sore. Lihat kondisi tanah.
Pemeliharaan Pembibitan / Penyemaian
Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari tergantung cuaca.
Pengatur naungan persemaian dibuka setiap pagi hingga pukul 10.00 dan sore mulai
pukul 15.00. Diluar waktu diatas, cahaya matahari terlalu panas dan kurang
menguntungkan bagi bibit.
Penyiangan dilakukan terhadap tanaman lain yang dianggap mengganggu
pertumbuhan bibit, dilakukan dengan mencabuti rumput-rumput/gulma lainnya yang
tumbuh disela-sela tanaman pokok.
Dilakukan pemupukan larutan urea dengan konsentrasi 0,5 gram/liter dan
penyemprotan pestisida ½ dosis jika diperlukan.
Hama yang menyerang biji yang belum tumbuh dan tanaman muda adalah semut,
siput, bekicot, ulat tritip, ulat pucuk, molusca dan cendawan. Sedangkan, penyakit
adalah penyakit layu. Pencegahan dan pemberantasan digunakan Insektisida dan
fungisida.
3. PENGOLAHAN LAHAN / TANAH.
Lahan sebaiknya bukan lahan bekas ditanami tanaman famili Cruciferae lainnya.
Dilakukan pengukuran pH dan analisa tanah tentang kandungan bahan organiknya
untuk mengetahui kecocokan lahan ditanami kol/kubis.
Tanah digemburkan dan dibalik dengan dicangkul atau dibajak sedalam 40-50 cm, dibersihkan dari sisa-sisa tanaman dan diberi pupuk dasar. Setelah itu, dibiarkan terkena sinar matahari selama 1-2 minggu untuk memberi kesempatan oksidasi gas-gas beracun dan membunuh sumber-sumber patogen.
Lalu di buat bedengan / guludan selebar 80 – 100 cm, tinggi 35 cm dengan jarak antar
bedengan / guludan 40 -50 cm.
Pengapuran hanya di lakukan jika PH tanah lebih rendah dari 5,5 dengan dosis kapur
yang sesuai nilai PH tanah , tetapi umumnya berkisar antara 1 -2 ton / ha dalam bentuk
kalsit atau dolomit. Kapur di campurkan merata pada saat pembuatan bedengan./
guludan. Untuk pemupukan dasar campurkan 13 -18 ton / ha pupuk kandang, atau pakai
campuran pupuk makro UREA 87 kg,+ ZA 187 kg + TSP 311 kg + KCL 90 kg/ha
(.Rekomondasi untuk tanaman Brokoli pada tanah Mineral dengan tingkat kandungan P
dan K sedang ).
4. PENANAMAN.
Pemindahan dilakukan bila bibit telah mempunyai perakaran yang kuat. Bibit dari
benih/biji siap ditanam setelah berumur 6 minggu atau telah berdaun 5-6 helai,
sedangkan bibit dari stek dapat dipindahkan setelah berumur 28 hari.
Pemindahan bibit dilakukan dengan cara sebagai berikut:
-. Sistem cabut, bibit dicabut dengan hati-hati agar tidak merusak akar. Bila disemai pada polybag, pengambilan bibit dilakukan dengan cara membalikkan polybag dengan batang bibit dijepit antara telunjuk dan jari tengah, kemudian polybag ditepuk-tepuk perlahan hingga bibit keluar.
-. Sistem putaran, caranya tanah disiram dan bibit dengan diambil beserta tanahnya 2,5-3 cm dari batang dengan kedalaman 5 cm.
Penentuan Pola Tanam Penentuan pola tanam tanaman sangat bergantung kesuburan tanah dan varietas tanaman dengan jarak tanam 50 x 50 cm. Pola penanaman ada dua yaitu larikan dan teratur seperti pola bujur sangkar; pola segi tiga sama sisi; pola segi empat dan pola barisan (barisan tunggal dan barisan ganda). Pola segi tiga sama sisi dan bujur sangkar tergolong baik karena didapatkan jumlah tanaman lebih banyak.
Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat sesuai dengan jarak tanam sedalam cangkul atau dengan ukuran garis tengan 20-25 cm sedalam 10-15 cm.
Cara Penanaman
-. Waktu tanam yang baik yaitu pada pagi hari antara pukul 06.00-10.00 atau sore hari antara pukul 15.00-17.00, karena pengaruh sinar matahari dan temperatur tidak terlalu tinggi.
-. Pilih bibit yang segar dan sehat (tidak terserang penyakit ataupun hama).
-. Bila bibit disemai pada bumbung daun pisang atau, ditanam bersama dengan bumbungnya, bila disemai pada polybag plastik maka dikeluarkan terlebih dahulu dengan cara membalikkan polybag dengan batang bibit dijepit antara telunjuk dan jari tengah, kemudian polybag ditepuk-tepuk secara perlahan hingga bibit keluar dari polybag.
-. Bila disemai dalam bedengan diambil dengan solet (sistem putaran), caranya menggambil bibit beserta tanahnya sekitar 2,5-3 cm dari batang sedalam 5 cm.
-. Bibit segera ditanam pada lubang dengan memberi tanah halus sedikit-demi sedikit dan tekan tanah perlahan agar benih berdiri tegak.
-. Siram bibit dengan air sampai basah benar.
5. PEMELIHARAAN.
Penyulaman .
Di lakukan 3-7 hari setelah tanam , dengan mengganti tanaman yang mati atau
tanaman yang tidak sehat pertumbuhanya, dengan bibit baru yang baik dan sehat.
Setelah selesai penyulaman siram dengan air tanaman yang baru di ganti.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan bersama dengan penggemburan tanah sebelum pemupukan
atau bila terdapat tumbuhan lain yang mengganggu pertumbuhan tanaman.
Penyiangan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam karena dapat
merusak sistem perakaran tanaman, bahkan pada akhir penanaman sebaiknya tidak
dilakukan.
Pembubunan
Pembumbunan dilakukan bersama penyiangan dengan mengangkat tanah yang ada
pada saluran antar bedengan ke arah bedengan berfungsi untuk menjaga kedalaman
parit dan ketinggian bedeng dan meningkatkan kegemburan tanah.
Perempelan
Perempelan cabang/tunas-tunas samping dilakukan seawal mungkin untuk menjaga
tanaman induk agar pertumbuhan sesuai harapan, sehingga zat makanan
terkonsentrasi pada pembentukan bunga seoptimal mungkin.
Pemupukan susulan / tambahan.
Pemupukan susulan I dilakukan dengan Urea 1gram per tanaman melingkari
tanaman dengan jarak 3 cm disaat tanaman kelihatan hidup untuk mendorong
pertumbuhan. Pemupukan kedua dilakukan pada umur 10-14 hari dengan dosis 3-5
gram, dengan jarak 7-8 cm. Pemupukan ketiga dilakukan pada umur 3-4 minggu
dengan dosis 5 gram pada jarak 7-8 cm. Bila pertumbuhan belum optimal dapat
dilakukan pemupukan lagi pada umur 8 minggu.
Pengairan dan Penyiraman
Waktu pemberian air sebaiknya dilakukan pada pagi dan sore hari. Pada musim
kemarau, pengairan perlu dilakukan 1-2 hari sekali, terutama pada fase awal
pertumbuhan dan pembentukan bunga.atau lihat kondisi tanah.
Rabu, 07 November 2012
PENYAKIT PADA TANAMAN WORTEL SMKN 1 NGABLAK
|
|
|
|
|
|
Uraian :
Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam sepanjang tahun. Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu udara dingin dan lembab, kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas permukaan laut. Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat turnbuh pada sernua musim. Wortel mempunyai batang daun basah yang berupa sekumpulan pelepah (tangkai daun) yang muncul dari pangkal buah bagian atas (umbi akar), mirip daun seledri. Wortel menyukai tanah yang gembur dan subur. Menurut para botanis, wortel (Daucus carota) dapat dibedakan atas beberapa jenis, di antaranya: WORTEL (Daucus carota, Linn.) - jenis imperator, yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis. - jenis chantenang, yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat panjang dan rasanya manis. - jenis mantes, yakni wortel hasil kornbinasi dari jenis wortel imperator dan chantenang. Umbi akar wortel berwarna khas oranye. | |
Nama Lokal :
Carrot (Inggris), Carotte (Perancis), Bortel (Belanda); Wortel (Indonesia), Bortol (Sunda), Wortel, Ortel (Madura); Wortel, Wortol, Wertol, Wertel, Bortol (Jawa) |
BUDIDAYA TANAMAN KUBIS SMKN 1 NGABLAK
SYARAT TUMBUH
1. Tanaman kubis tumbuh baik pada lahan pertanian yang gembur, mudah menahan air dan tanah tersebut banyak mengandung humus.
2. Tanaman kubis menghendaki iklim dengan suhu relatif rendah, kelembaban tinggi dan tumbuh baik pada ketinggian 1000 - 2000 dpl
PENGOLAHAN TANAH
Pencangkulan tanah dilakukan
sebanyak 2 kali, pencangkulan pertama sedalam 30-40 cm, kemudian
dibiarkan dahulu untuk mendapat sinar matahari selama 7 - 10 hari. Baru
setelah itu dicangkul untuk kedua kalinya sekaligus diberi pupuk kandang
sebanyak 10 - 15 ton /ha dan dibuatkan bedengan selebar 100 cm.
PENANAMAN
1. Tanaman kubis diperbanyak dengan biji. Biji harus disemai terlebih
dahulu dengan ditabur dalam barisan dengan jarak 5 cm atau memakai
kantong plastik kecil (diameter 6 cm). Kebutuhan benih 500-700
gr/ha (perkecambahan 75 %).
2. Bibit kubis yang telah berumur 1 bulan (berdaun 4-5 helai) dipindahkan ke bedengan dengan jarak tanaman 40 x 40 cm.
1. Pemupukan
Pada waktu berumur 2 dan 4 minggu setelah tanam diberikan pupuk buatan ZA 400 kg/ha, DS 200 kg/ha.
2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput-rumput atau dengan menggunakan herbisida.
3. Hama
Hama ulat kubis (Plutella
maculipennis), dikendalikan dengan Diazinon atau Bayrusil 1-2 cc/1
air dengan frekwensi penyemprotan 1 minggu. Sedangkan ulat kubis
(Crocidolonia binotalis) dikendalikan dengan Bayrusil 13 cc/1 air.
4. Penyakit
Penyakit busuk akar yang
disebabkan Rhizoktonia sp dapat dikendalikan dengan bubur Bordeaux atau
fungisida yang dianjurkan. Busuk hitam (Xanthomonas campestris) dan
busuk lunak bakteri Erwinia carotovora dan penyakit pekung
Phomalincran, penyakit kaki gajah (Plasmodiophora rassicae) belum
dapat diatasi. Bila ada tanaman yang terserang segera dicabut lalu
dibakar.
PANEN DAN PENGOLAHAN HASIL
Tanaman kubis dapat dipetik
kropnya setelah besar, padat dan umur berkisar antara 2.5 - 3 bulan
setelah penyebaran benih. Hasil yang didapat rata-rata lebih dari 150
kw/ha.a
BUDIDAYA TANAMAN STROBERI SMKN 1 NGABLAK
Menanam stroberi tidak harus dilakukan di
lahan yang luas, tapi bisa juga di lahan yang sempit dengan menggunakan
polybag atau pot.
Budidaya tanaman stroberi dalam pot,
tidak hanya dijadikan sarana penyalur hobi, tetapi bisa dikembangkan
dalam skala komersial, tentu dengan pengetahuan dan kemauan. Untuk itu
perlu diketahui tentang persyaratan budidaya tanaman stroberi.
Syarat Tumbuh
Tanaman stroberi mempunyai kemampuan beradaptasi cukup luas dengan kondisi iklim sebagai berikut :
- Suhu udara optimum 17 – 20 C dan suhu udara minimum antara 4 – 5 C.
- Kelembaban udara (RH) 80 – 90%.
- Penyinaran matahari 8 – 10 jam/hari.
- Curah hujan berkisar antara 600 – 700 mm/tahun.
Penyiapan wadah atau tempat tanam
Wadah atau tempat tanam yang biasa
digunakan adalah pot. Pot mempunyai banyak jenis dan variasi bentuknya.
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pot adalah ukurannya
seimbang dan serasi dengan ukuran tanaman. Selain itu, pot harus dapat
menampung media tanam yang cukup agar perakaran tanaman tumbuh dengan
leluasa. Ukuran ideal pot adalah berdiameter 7 cm – 20 cm dan di beri
lubang keci-kecil di bawahnya. Selain pot, kita juga bisa menggunakan
kantong plastik (polybag) yang banyak tersedia di toko-toko alat
pertanian dengan berbagai macam ukuran.
Penyiapan medium tanam
Komposisi bahan medium tanam yang biasa digunakan adalah :
a. Campuran tanah dari bawah pohon pinus, humus, daun lamtoro dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1.
b. Campuran tanah lapisan atas, pasir
dan humus dengan perbandingan 1:1:1. c. Campuran tanah, pasir, humus
dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1:1.
d. Campuran tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:2.
Pengisian medium tanam ke dalam pot
Cara-cara pengisian medium tanam ke dalam pot atau wadah tanam adalah :
a. Siapkan alat dan bahan, terdiri atas
pot (wadah tanam), pecahan bata merah (genting), gembor (emrat), medium
tanam, serta sarana penunjang lainnya.
b. Masukkan selapis pecahan bata merah (genting) ke dasar pot.
c. Masukkan medium tanam ke dalam pot hingga hampir penuh.
d. Siram medium tanam dalam pot tersebut dengan air bersih hingga keadaan mediumnya cukup basah.
Penyiapan bibit dan penanaman
Tata cara penanaman bibit tanaman stroberi ke dalam pot adalah sebagai berikut:
a) Siram medium tanam bibit tanaman dengan air bersih hingga keadaannya cukup basah.
b) Keluarkan bibit lengkap bersama akar dan medium tanamnya dengan cara menyobek (menggunting) polybag.
c) Buat lubang tanam dalam pot dengan cara menggali (mengambil) sebagian medium tanamnya.
d) Tanamkan bibit tepat di tengah pot
pada posisi tegak, kemudian timbun bagian pangkal batang tanaman dengan
medium tanam sambil dipadatkan secara pelan-pelan.
e) Siram medium tanam dalam pot dengan air bersih hingga keadaan mediumnya cukup basah (lembab).
f) Simpan pot di tempat yang teduh dan lembab selama 7 – 15 hari agar tanaman segar kembali.
Pemeliharaan tanaman
a. Penempatan pot
Penempatan pot harus memperhatikan
kondisi lingkungan tumbuh yang ideal dan serasi dengan keadaan
sekitarnya. Dan yang lebih penting bahwa tanaman harus mendapatkan sinar
matahari yang cukup untuk proses fotosintesis.
b. Penyiraman
penyiraman dilakukan 2 kali sehari pada
musim kemarau, yakni pagi dan sore. Hal ini untuk menjaga kelembaban
media, sehingga unsur hara dalam tanah bisa diserap oleh akar secara
maksimal.
c. Penyiangan dan penggemburan medium tanam
gulma yang tumbuh pada permukaan pot
harus segara dicabut, hal ini untuk menghindari saling berebut nutrisi
dalam tanah dan juga meminimalisir terserangnya hama yang bersarang di
gulma tersebut.
d. Pemupukan
seminggu setelah tanam perlu dilakukan
pemupukan. Jenis dan takaran pupuk terdiri atas Urea 2 sendok teh + TSP
setengah sendok teh + KCL setengah sendok teh per pot. Pemupukan
selanjutnya dilakukan saat tanaman berumur 1 – 2 bulan setelah tanam
dengan Urea setengah sendok teh + TSP 1 sendok teh + KCL 1 sendok teh
per pot.
e. Pemangkasan
pemangkasan dilakukan pada daun yang
kering atau rusak. Tanaman yang terlalu rimbun juga harus dipangkas
daunnya. Hal ini untuk merangsang pembuahan.
f. Penggantian pot dan medium tanam (repotting)
Penggantian pot dilakukan bila media
tanam dalam pot sudah padat, akar sudah mulai ke permukaan pot dan
pertumbuhan tanaman sudah mulai melambat bahkan tidak berbunga atau
berbuah.
g. Perlindungan tanaman
perlindungan tanaman meliputi penggunaan
bibit yg sehat, sterilisasi media tanam, pemangkasan bagian tanaman
yang terserang hama dan penyakit, penyemprotan pestisida secara selektif
sesuai anjuran.
Hama dan Penyakit Tanaman
a. Kutu Daun (Chaetosiphon fraggaefolii)
b. Tungau (Tetranychus sp. Dan Tarsonemus sp.)
c. Ulat tanah (Agrotis segetum)
d. Kumbang Penggerek Bunga (Anthonomus rubi) dan
kumbang penggerek akar (Otirhynchus rugosostriatus) dan kumbang batang (O. sulcatus).
e. Kutu Putih (Pseudococcus sp.)
f. Nematoda (Aphelenchoides atau A. ritzemabos)
g. Penyakit Kapang Kelabu (Botrytis cinerea)
h. Busuk Buah Matang
i. Busuk Rizopus
j. Empulur merah
k. Embun Tepung
l. Daun gosong
m. Bercak Daun
n. Busuk daun
o. Layu vertisillium
p. Virus
E. Panen
Tanaman dari stolon dan anakan mulai
berbunga ketika berumur 2 bulan setelah tanam, namun bunga pertama
sebaiknya dibuang. Setelah tanaman berumur 4 bulan bunga dibiarkan
tumbuh menjadi buah, periode pembungaan dan pembuahan dapat berlangsung
selama 2 tahun.
Ciri-ciri buah yang sudah bisa di panen adalah :
1. buah sudah agak kenyal dan agak empuk;
2. kulit buah didominasi warna merah 50 -75 % warna merah;
3. buah berumur 2 minggu sejak pembungaan.
BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG SMKN 1 NGABLAK
Pertanian
Budidaya Jagung
Jagung merupakan tanaman pangan kedua setelah padi. Namun samoai saat
ini untuk memnuhi kebutuhan akan jagung kita masih harus mengimpor dari
luar negeri karena produksinya belum mencukupi. Padahal ketersediaan
lahan budidaya masih luas. Untuk menghasilkan produksi jagung yang
tinggi diperlukan teknik budidaya jagung yang tepat.
Yang perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman jagung adalah:
# Tempat bertanam
Di Indonesia, jagung dapat ditanam di dataran rendah maupun tinggi. Lahan tempat bertanam akan berpengaruh terhadap perencanaan tanam
# Benih
Benih sebagai bahan utama atau modal pokok dalam budidaya jagung juga harus dipersiapkan. benih yang diperlukan biasanya dikaitkan dengan tujuan dan perencanaan penanaman
# Alat dan Tenaga Kerja
Manusia turut campur tangan dalam usaha penanaman hingga berproduksi, maka pencurahan tenaga memiliki arti penting di dalam proses budidaya jagung. Jumlah tenaga yang dibutuhkan bisa digantikan dengan alat atau mesin untuk mengintensifkan kerja
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam budidaya jagung adalah sebagai berikut:
1. Pengolahan tanah
Mengolah tanah untuk media pertanaman dilakukan dengan cara membalik tanah dan memecah bongkah tanah agar diperoleh tanah yang gembur sehingga keadaan aerasi dapat diperbaiki.
2. Penanaman
Jagung ditanam untuk diambil hasilnya. Oleh karena itu penanaman jagung perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harapan produksi yang akan diperoleh. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan antara lain: waktu tanam, jarak tanam, cara menanam jagung, dll
3. Perawatan dan Pemupukan
Seperti tanaman budidaya yang lain, jagung juga perlu dirawat dan dipupuk supaya hasil panennya maksimal. Perawatan tanaman jagung bisa berupa membuang tanaman gulma yang ada di sekitar tanaman jagung, irigasi yang baik, serta pemberian pupuk sesuai kebutuhan.
4. Penentuan waktu panen
Hasil panen jagung tidak semua berupa jagung tua atau matang fisiologis, tergantung dari tujuan panen. Penentuan waktu panen untuk jagung tergantung dari jenis jagung yang ingin didapatkan, yaitu baby corn, jagung untuk sayur/rebus, dan biji kering
Yang perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman jagung adalah:
# Tempat bertanam
Di Indonesia, jagung dapat ditanam di dataran rendah maupun tinggi. Lahan tempat bertanam akan berpengaruh terhadap perencanaan tanam
# Benih
Benih sebagai bahan utama atau modal pokok dalam budidaya jagung juga harus dipersiapkan. benih yang diperlukan biasanya dikaitkan dengan tujuan dan perencanaan penanaman
# Alat dan Tenaga Kerja
Manusia turut campur tangan dalam usaha penanaman hingga berproduksi, maka pencurahan tenaga memiliki arti penting di dalam proses budidaya jagung. Jumlah tenaga yang dibutuhkan bisa digantikan dengan alat atau mesin untuk mengintensifkan kerja
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam budidaya jagung adalah sebagai berikut:
1. Pengolahan tanah
Mengolah tanah untuk media pertanaman dilakukan dengan cara membalik tanah dan memecah bongkah tanah agar diperoleh tanah yang gembur sehingga keadaan aerasi dapat diperbaiki.
2. Penanaman
Jagung ditanam untuk diambil hasilnya. Oleh karena itu penanaman jagung perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harapan produksi yang akan diperoleh. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan antara lain: waktu tanam, jarak tanam, cara menanam jagung, dll
3. Perawatan dan Pemupukan
Seperti tanaman budidaya yang lain, jagung juga perlu dirawat dan dipupuk supaya hasil panennya maksimal. Perawatan tanaman jagung bisa berupa membuang tanaman gulma yang ada di sekitar tanaman jagung, irigasi yang baik, serta pemberian pupuk sesuai kebutuhan.
4. Penentuan waktu panen
Hasil panen jagung tidak semua berupa jagung tua atau matang fisiologis, tergantung dari tujuan panen. Penentuan waktu panen untuk jagung tergantung dari jenis jagung yang ingin didapatkan, yaitu baby corn, jagung untuk sayur/rebus, dan biji kering
Selasa, 06 November 2012
PEMBIBITAN TANAMAN CABE SMKN 1 NGABLAK
DALAM POLYBAG/POT
09:28
Taufik Nurohman
No comments
PENDAHULUAN
Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan dengan nama ilmiah Capsicum sp.
Tanaman cabai memiliki banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buah.
Pada umumnya masyarakat hanya mengenal beberapa jenis saja, yaitu cabai
besar, cabai keriting, cabai rawit, dan paprika.
Secara
umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin, diantaranya
Kalori,Protein, Lemak, Kabohidarat, Kalsium, Vitamin A, B1 dan Vitamin
C.
SYARAT TUMBUH
Pada
umumnya cabai dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 2.000
meter dpl. Cabai dapat beradaptasi dengan baik pada temperatur 24 – 27o C dengan kelembaban yang tidak terlalu tinggi.
TEKNIS PENYIAPAN BENIH
Benih
dapat dibuat sendiri dengan cara, memilih buah cabai yang matang
(merah), bentuk sempurna, segar, tidak cacat, dan tidak terserang
penyakit. Kemudian keluarkan bijinya dengan mengiris buah secara
memanjang. Cuci biji lalu keringkan. Kemudian pilih biji yang bentuk,
ukuran, warna seragam, permukaan kulit bersih, tidak keriput dan tidak
cacat. Bila kesulitan membuat sendiri, benih dapat dibeli di toko
pertanian setempat.
PERSIAPAN TANAM
Benih
yang akan ditanam, diseleksi dengan cara merendam dalam air, biji yang
terapung dibuang. Sebelum persemaian ditanam di tempat yang permanen,
sebaiknya benih disemai terlebih dahulu dalam wadah semai yang dapat
berupa bak plastik atau kayu dengan ketebalan ± 10 cm yang telah
dilubangi bagian dasarnya untuk pengaturan air (drainase). Adapun
langkah-langkah untuk persiapan tanam, sebagai berikut :
1. Siapkan
media tanam dalam wadah semai berupa tanah pasir dan pupuk kandang
dengan perbandingan 1 : 1 (Penyiapan media tanam ini dapat dilakukan 1
(satu) minggu sebelum penyemaian benih)
2. Benih yang akan ditanam sebelumnya direndam terlebih dahulu dalam air hangat (50o Celcius) selama ± 24 jam
3. Benih
ditebar secara merata pada media persemaian dengan jarak antar benih 5 x
5 cm. Hal ini dilakukan agar pada saat pemindahan tanaman, akar tidak
rusak
4. Taburkan
selapis tipis tanah di atas benih yang telah ditaburkan. Letakkan wadah
semai tersebut di tempat yang teduh dan lakukan penyiraman secukupnya
agar media persemaian tetap lembab.
PEMBIBITAN
1. Benih yang telah berkecambah / bibit telah yang berumur 10-14 hari dapat dipindahkan ke tempat pembibitan
2. Pindahkan
bibit ke dalam polybag berukuran 8 x 9 cm sebagai wadah pembibitan.
Sebelumnya pot/polybag telah diisi media tanam berupa tanah dan pupuk
kandang dengan perbandingan 1 : 1
3. Pada
saat bibit dipindahkan, tanah sekitar akar ditekan-tekan agar padat dan
bibit dapat berdiri tegak. Kemudian letakkan bibit di tempat teduh dan
disiram secukupnya agar kelembaban media terjaga
4. Bibit dapat ditanam di polybag/pot setelah berumur 30 – 40 hari.
PERSIAPAN MEDIA TANAM
1. Siapkan polybag/pot dengan diameter 15 - 20 cm sebagai tempat penanaman
2. Masukkan
media tanam ke dalamnya berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan
perbandingan 2 : 1 sebanyak 1/3 volume polybag/pot. Tambahkan pupuk
buatan sebagai pupuk dasar, yaitu 10 gr SP 36, 5 gr KCl, dan 1/3 bagian
dari campuran 10 gr Urea + 20 gr ZA untuk setiap tanaman (2/3 sisanya
digunakan sebagai pupuk susulan)
3. Kemudian siramkan air ke dalam media agar pupuk larut dalam tanah.
PENANAMAN
1. Pilih bibit cabai yang baik, yaitu yang pertumbuhannya tegar, warna daun hijau, tidak cacat/terkena hama dan penyakit
2. Tanam bibit tersebut di polybag/pot penanaman
3. Tanam bibit tepat di tengah, lalu tambahkan media tanam hingga mencapai sekitar 2 cm dari bibir polybag/pot
4. Padatkan permukaan media tanam dan siram dengan air lalu letakkan di tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung.
PEMELIHARAAN
1. Lakukan penyiraman secukupnya untuk menjaga kelembaban media (dilakukan 2–3 kali sehari, tergantung kelembaban)
2. Lakukan
pemupukan susulan (Umur 30 hari setelah tanam /HST : 5 gr KCl per
tanaman dan Umur 30 dan 60 HST masing-masing 1/3 bagian dari sisa
campuran Urea dan ZA pada saat pemupukan dasar
3. Lakukan perompesan/pembuangan cabang daun di bawah cabang utama dan buang bunga yang pertama kali muncul.
PEMASANGAN AJIR
Ajir
dipasang dengan tujuan untuk menopang tanaman sewaktu berbuah lebat.
Ajir dibuat dari bilah bambu setinggi ± 125 cm, lebar 4 cm, dan
tebal 2 cm. Pemasangan ajir dilakukan pada usia tanaman 1 bulan.
PENGENDALIAN HPT
1. Untuk mengendalikan hama lalat buah yang menyebabkan busuk buah, dapat diberikan perangkap dengan menggunakan Antraxtan
2. Untuk mengendalikan serangga penghisap daun seperti thrips, aphid dapat menggunakan insektisida seperti Curacron
3. Untuk
mengendaliakan penyakit busuk buah kering (Antraknosa) yang disebabkan
cendawan dapat menggunakan fungisida seperti Antracol
Dosis dan aplikasi obat-obatan tersebut dapat dilihat pada label pemakaian
PANEN
Cabai dapat dipanen pada umur sekitar 80 HST. Pemetikan cabai dapat dilakukan 1-2 kali seminggu disesuaikan dengan kebutuhan
PENDAHULUAN
Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan dengan nama ilmiah Capsicum sp.
Tanaman cabai memiliki banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buah.
Pada umumnya masyarakat hanya mengenal beberapa jenis saja, yaitu cabai
besar, cabai keriting, cabai rawit, dan paprika.
Secara
umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin, diantaranya
Kalori,Protein, Lemak, Kabohidarat, Kalsium, Vitamin A, B1 dan Vitamin
C.
SYARAT TUMBUH
Pada
umumnya cabai dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 2.000
meter dpl. Cabai dapat beradaptasi dengan baik pada temperatur 24 – 27o C dengan kelembaban yang tidak terlalu tinggi.
TEKNIS PENYIAPAN BENIH
Benih
dapat dibuat sendiri dengan cara, memilih buah cabai yang matang
(merah), bentuk sempurna, segar, tidak cacat, dan tidak terserang
penyakit. Kemudian keluarkan bijinya dengan mengiris buah secara
memanjang. Cuci biji lalu keringkan. Kemudian pilih biji yang bentuk,
ukuran, warna seragam, permukaan kulit bersih, tidak keriput dan tidak
cacat. Bila kesulitan membuat sendiri, benih dapat dibeli di toko
pertanian setempat.
PERSIAPAN TANAM
Benih
yang akan ditanam, diseleksi dengan cara merendam dalam air, biji yang
terapung dibuang. Sebelum persemaian ditanam di tempat yang permanen,
sebaiknya benih disemai terlebih dahulu dalam wadah semai yang dapat
berupa bak plastik atau kayu dengan ketebalan ± 10 cm yang telah
dilubangi bagian dasarnya untuk pengaturan air (drainase). Adapun
langkah-langkah untuk persiapan tanam, sebagai berikut :
1. Siapkan
media tanam dalam wadah semai berupa tanah pasir dan pupuk kandang
dengan perbandingan 1 : 1 (Penyiapan media tanam ini dapat dilakukan 1
(satu) minggu sebelum penyemaian benih)
2. Benih yang akan ditanam sebelumnya direndam terlebih dahulu dalam air hangat (50o Celcius) selama ± 24 jam
3. Benih
ditebar secara merata pada media persemaian dengan jarak antar benih 5 x
5 cm. Hal ini dilakukan agar pada saat pemindahan tanaman, akar tidak
rusak
4. Taburkan
selapis tipis tanah di atas benih yang telah ditaburkan. Letakkan wadah
semai tersebut di tempat yang teduh dan lakukan penyiraman secukupnya
agar media persemaian tetap lembab.
PEMBIBITAN
1. Benih yang telah berkecambah / bibit telah yang berumur 10-14 hari dapat dipindahkan ke tempat pembibitan
2. Pindahkan
bibit ke dalam polybag berukuran 8 x 9 cm sebagai wadah pembibitan.
Sebelumnya pot/polybag telah diisi media tanam berupa tanah dan pupuk
kandang dengan perbandingan 1 : 1
3. Pada
saat bibit dipindahkan, tanah sekitar akar ditekan-tekan agar padat dan
bibit dapat berdiri tegak. Kemudian letakkan bibit di tempat teduh dan
disiram secukupnya agar kelembaban media terjaga
4. Bibit dapat ditanam di polybag/pot setelah berumur 30 – 40 hari.
PERSIAPAN MEDIA TANAM
1. Siapkan polybag/pot dengan diameter 15 - 20 cm sebagai tempat penanaman
2. Masukkan
media tanam ke dalamnya berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan
perbandingan 2 : 1 sebanyak 1/3 volume polybag/pot. Tambahkan pupuk
buatan sebagai pupuk dasar, yaitu 10 gr SP 36, 5 gr KCl, dan 1/3 bagian
dari campuran 10 gr Urea + 20 gr ZA untuk setiap tanaman (2/3 sisanya
digunakan sebagai pupuk susulan)
3. Kemudian siramkan air ke dalam media agar pupuk larut dalam tanah.
PENANAMAN
1. Pilih bibit cabai yang baik, yaitu yang pertumbuhannya tegar, warna daun hijau, tidak cacat/terkena hama dan penyakit
2. Tanam bibit tersebut di polybag/pot penanaman
3. Tanam bibit tepat di tengah, lalu tambahkan media tanam hingga mencapai sekitar 2 cm dari bibir polybag/pot
4. Padatkan permukaan media tanam dan siram dengan air lalu letakkan di tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung.
PEMELIHARAAN
1. Lakukan penyiraman secukupnya untuk menjaga kelembaban media (dilakukan 2–3 kali sehari, tergantung kelembaban)
2. Lakukan
pemupukan susulan (Umur 30 hari setelah tanam /HST : 5 gr KCl per
tanaman dan Umur 30 dan 60 HST masing-masing 1/3 bagian dari sisa
campuran Urea dan ZA pada saat pemupukan dasar
3. Lakukan perompesan/pembuangan cabang daun di bawah cabang utama dan buang bunga yang pertama kali muncul.
PEMASANGAN AJIR
Ajir
dipasang dengan tujuan untuk menopang tanaman sewaktu berbuah lebat.
Ajir dibuat dari bilah bambu setinggi ± 125 cm, lebar 4 cm, dan
tebal 2 cm. Pemasangan ajir dilakukan pada usia tanaman 1 bulan.
PENGENDALIAN HPT
1. Untuk mengendalikan hama lalat buah yang menyebabkan busuk buah, dapat diberikan perangkap dengan menggunakan Antraxtan
2. Untuk mengendalikan serangga penghisap daun seperti thrips, aphid dapat menggunakan insektisida seperti Curacron
3. Untuk
mengendaliakan penyakit busuk buah kering (Antraknosa) yang disebabkan
cendawan dapat menggunakan fungisida seperti Antracol
Dosis dan aplikasi obat-obatan tersebut dapat dilihat pada label pemakaian
PANEN
Cabai dapat dipanen pada umur sekitar 80 HST. Pemetikan cabai dapat dilakukan 1-2 kali seminggu disesuaikan dengan kebutuhan
PEMBIBITAN TANAMAN CABAI SMKN 1 NGABLAK
About me
Categories
- BBM (1)
- Berita (2)
- Berwirausaha (4)
- HAM (1)
- Health (4)
- Materi (11)
- Otonomi Daerah (3)
- Pemberdayaan (1)
- Pemilu (1)
- Penelitian (2)
- Peraturan Perundangan (3)
- Renungan (6)
- Teknologi (1)
- Teori-Teori Politik (4)
- Wacana (29)
- Wacana; Korupsi (1)
Popular Posts
-
Oleh : Taufik Nurohman Pendahuluan Perubahan tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia. Dimulai o...
-
Oleh : Taufik Nurohman Sistem dapat diartikan sebagai kesatuan yang terbentuk dari beberapa unsur (elemen). Unsur, komponen atau bagian ...
-
Dalam kehidupan masyarakat yang ada di wilayah hukum suatu negara sering terjadi berbagai permasalahan. Negara yang memengang penuh tanggun...
-
Oleh : Taufik Nurohman Pendahuluan Semenjak reformasi bergulir, gaung reformasi birokrasi telah menja...
BUDIDAYA TANAMAN CABAI DALAM POLYBAG/POT
09:28
Taufik Nurohman
No comments
PENDAHULUAN
Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan dengan nama ilmiah Capsicum sp.
Tanaman cabai memiliki banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buah.
Pada umumnya masyarakat hanya mengenal beberapa jenis saja, yaitu cabai
besar, cabai keriting, cabai rawit, dan paprika.
Secara
umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin, diantaranya
Kalori,Protein, Lemak, Kabohidarat, Kalsium, Vitamin A, B1 dan Vitamin
C.
SYARAT TUMBUH
Pada
umumnya cabai dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 2.000
meter dpl. Cabai dapat beradaptasi dengan baik pada temperatur 24 – 27o C dengan kelembaban yang tidak terlalu tinggi.
TEKNIS PENYIAPAN BENIH
Benih
dapat dibuat sendiri dengan cara, memilih buah cabai yang matang
(merah), bentuk sempurna, segar, tidak cacat, dan tidak terserang
penyakit. Kemudian keluarkan bijinya dengan mengiris buah secara
memanjang. Cuci biji lalu keringkan. Kemudian pilih biji yang bentuk,
ukuran, warna seragam, permukaan kulit bersih, tidak keriput dan tidak
cacat. Bila kesulitan membuat sendiri, benih dapat dibeli di toko
pertanian setempat.
PERSIAPAN TANAM
Benih
yang akan ditanam, diseleksi dengan cara merendam dalam air, biji yang
terapung dibuang. Sebelum persemaian ditanam di tempat yang permanen,
sebaiknya benih disemai terlebih dahulu dalam wadah semai yang dapat
berupa bak plastik atau kayu dengan ketebalan ± 10 cm yang telah
dilubangi bagian dasarnya untuk pengaturan air (drainase). Adapun
langkah-langkah untuk persiapan tanam, sebagai berikut :
1. Siapkan
media tanam dalam wadah semai berupa tanah pasir dan pupuk kandang
dengan perbandingan 1 : 1 (Penyiapan media tanam ini dapat dilakukan 1
(satu) minggu sebelum penyemaian benih)
2. Benih yang akan ditanam sebelumnya direndam terlebih dahulu dalam air hangat (50o Celcius) selama ± 24 jam
3. Benih
ditebar secara merata pada media persemaian dengan jarak antar benih 5 x
5 cm. Hal ini dilakukan agar pada saat pemindahan tanaman, akar tidak
rusak
4. Taburkan
selapis tipis tanah di atas benih yang telah ditaburkan. Letakkan wadah
semai tersebut di tempat yang teduh dan lakukan penyiraman secukupnya
agar media persemaian tetap lembab.
PEMBIBITAN
1. Benih yang telah berkecambah / bibit telah yang berumur 10-14 hari dapat dipindahkan ke tempat pembibitan
2. Pindahkan
bibit ke dalam polybag berukuran 8 x 9 cm sebagai wadah pembibitan.
Sebelumnya pot/polybag telah diisi media tanam berupa tanah dan pupuk
kandang dengan perbandingan 1 : 1
3. Pada
saat bibit dipindahkan, tanah sekitar akar ditekan-tekan agar padat dan
bibit dapat berdiri tegak. Kemudian letakkan bibit di tempat teduh dan
disiram secukupnya agar kelembaban media terjaga
4. Bibit dapat ditanam di polybag/pot setelah berumur 30 – 40 hari.
PERSIAPAN MEDIA TANAM
1. Siapkan polybag/pot dengan diameter 15 - 20 cm sebagai tempat penanaman
2. Masukkan
media tanam ke dalamnya berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan
perbandingan 2 : 1 sebanyak 1/3 volume polybag/pot. Tambahkan pupuk
buatan sebagai pupuk dasar, yaitu 10 gr SP 36, 5 gr KCl, dan 1/3 bagian
dari campuran 10 gr Urea + 20 gr ZA untuk setiap tanaman (2/3 sisanya
digunakan sebagai pupuk susulan)
3. Kemudian siramkan air ke dalam media agar pupuk larut dalam tanah.
PENANAMAN
1. Pilih bibit cabai yang baik, yaitu yang pertumbuhannya tegar, warna daun hijau, tidak cacat/terkena hama dan penyakit
2. Tanam bibit tersebut di polybag/pot penanaman
3. Tanam bibit tepat di tengah, lalu tambahkan media tanam hingga mencapai sekitar 2 cm dari bibir polybag/pot
4. Padatkan permukaan media tanam dan siram dengan air lalu letakkan di tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung.
PEMELIHARAAN
1. Lakukan penyiraman secukupnya untuk menjaga kelembaban media (dilakukan 2–3 kali sehari, tergantung kelembaban)
2. Lakukan
pemupukan susulan (Umur 30 hari setelah tanam /HST : 5 gr KCl per
tanaman dan Umur 30 dan 60 HST masing-masing 1/3 bagian dari sisa
campuran Urea dan ZA pada saat pemupukan dasar
3. Lakukan perompesan/pembuangan cabang daun di bawah cabang utama dan buang bunga yang pertama kali muncul.
PEMASANGAN AJIR
Ajir
dipasang dengan tujuan untuk menopang tanaman sewaktu berbuah lebat.
Ajir dibuat dari bilah bambu setinggi ± 125 cm, lebar 4 cm, dan
tebal 2 cm. Pemasangan ajir dilakukan pada usia tanaman 1 bulan.
PENGENDALIAN HPT
1. Untuk mengendalikan hama lalat buah yang menyebabkan busuk buah, dapat diberikan perangkap dengan menggunakan Antraxtan
2. Untuk mengendalikan serangga penghisap daun seperti thrips, aphid dapat menggunakan insektisida seperti Curacron
3. Untuk
mengendaliakan penyakit busuk buah kering (Antraknosa) yang disebabkan
cendawan dapat menggunakan fungisida seperti Antracol
Dosis dan aplikasi obat-obatan tersebut dapat dilihat pada label pemakaian
PANEN
Cabai dapat dipanen pada umur sekitar 80 HST. Pemetikan cabai dapat dilakukan 1-2 kali seminggu disesuaikan dengan kebutuhan.
PEMBIBITAN TANAMAN CABAI SMKN 1 NGABLAK
About me
Categories
- BBM (1)
- Berita (2)
- Berwirausaha (4)
- HAM (1)
- Health (4)
- Materi (11)
- Otonomi Daerah (3)
- Pemberdayaan (1)
- Pemilu (1)
- Penelitian (2)
- Peraturan Perundangan (3)
- Renungan (6)
- Teknologi (1)
- Teori-Teori Politik (4)
- Wacana (29)
- Wacana; Korupsi (1)
Popular Posts
-
Oleh : Taufik Nurohman Pendahuluan Perubahan tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia. Dimulai o...
-
Oleh : Taufik Nurohman Sistem dapat diartikan sebagai kesatuan yang terbentuk dari beberapa unsur (elemen). Unsur, komponen atau bagian ...
-
Dalam kehidupan masyarakat yang ada di wilayah hukum suatu negara sering terjadi berbagai permasalahan. Negara yang memengang penuh tanggun...
-
Oleh : Taufik Nurohman Pendahuluan Semenjak reformasi bergulir, gaung reformasi birokrasi telah menja...
BUDIDAYA TANAMAN CABAI DALAM POLYBAG/POT
09:28
Taufik Nurohman
No comments
PENDAHULUAN
Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan dengan nama ilmiah Capsicum sp.
Tanaman cabai memiliki banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buah.
Pada umumnya masyarakat hanya mengenal beberapa jenis saja, yaitu cabai
besar, cabai keriting, cabai rawit, dan paprika.
Secara
umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin, diantaranya
Kalori,Protein, Lemak, Kabohidarat, Kalsium, Vitamin A, B1 dan Vitamin
C.
SYARAT TUMBUH
Pada
umumnya cabai dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 2.000
meter dpl. Cabai dapat beradaptasi dengan baik pada temperatur 24 – 27o C dengan kelembaban yang tidak terlalu tinggi.
TEKNIS PENYIAPAN BENIH
Benih
dapat dibuat sendiri dengan cara, memilih buah cabai yang matang
(merah), bentuk sempurna, segar, tidak cacat, dan tidak terserang
penyakit. Kemudian keluarkan bijinya dengan mengiris buah secara
memanjang. Cuci biji lalu keringkan. Kemudian pilih biji yang bentuk,
ukuran, warna seragam, permukaan kulit bersih, tidak keriput dan tidak
cacat. Bila kesulitan membuat sendiri, benih dapat dibeli di toko
pertanian setempat.
PERSIAPAN TANAM
Benih
yang akan ditanam, diseleksi dengan cara merendam dalam air, biji yang
terapung dibuang. Sebelum persemaian ditanam di tempat yang permanen,
sebaiknya benih disemai terlebih dahulu dalam wadah semai yang dapat
berupa bak plastik atau kayu dengan ketebalan ± 10 cm yang telah
dilubangi bagian dasarnya untuk pengaturan air (drainase). Adapun
langkah-langkah untuk persiapan tanam, sebagai berikut :
1. Siapkan
media tanam dalam wadah semai berupa tanah pasir dan pupuk kandang
dengan perbandingan 1 : 1 (Penyiapan media tanam ini dapat dilakukan 1
(satu) minggu sebelum penyemaian benih)
2. Benih yang akan ditanam sebelumnya direndam terlebih dahulu dalam air hangat (50o Celcius) selama ± 24 jam
3. Benih
ditebar secara merata pada media persemaian dengan jarak antar benih 5 x
5 cm. Hal ini dilakukan agar pada saat pemindahan tanaman, akar tidak
rusak
4. Taburkan
selapis tipis tanah di atas benih yang telah ditaburkan. Letakkan wadah
semai tersebut di tempat yang teduh dan lakukan penyiraman secukupnya
agar media persemaian tetap lembab.
PEMBIBITAN
1. Benih yang telah berkecambah / bibit telah yang berumur 10-14 hari dapat dipindahkan ke tempat pembibitan
2. Pindahkan
bibit ke dalam polybag berukuran 8 x 9 cm sebagai wadah pembibitan.
Sebelumnya pot/polybag telah diisi media tanam berupa tanah dan pupuk
kandang dengan perbandingan 1 : 1
3. Pada
saat bibit dipindahkan, tanah sekitar akar ditekan-tekan agar padat dan
bibit dapat berdiri tegak. Kemudian letakkan bibit di tempat teduh dan
disiram secukupnya agar kelembaban media terjaga
4. Bibit dapat ditanam di polybag/pot setelah berumur 30 – 40 hari.
PERSIAPAN MEDIA TANAM
1. Siapkan polybag/pot dengan diameter 15 - 20 cm sebagai tempat penanaman
2. Masukkan
media tanam ke dalamnya berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan
perbandingan 2 : 1 sebanyak 1/3 volume polybag/pot. Tambahkan pupuk
buatan sebagai pupuk dasar, yaitu 10 gr SP 36, 5 gr KCl, dan 1/3 bagian
dari campuran 10 gr Urea + 20 gr ZA untuk setiap tanaman (2/3 sisanya
digunakan sebagai pupuk susulan)
3. Kemudian siramkan air ke dalam media agar pupuk larut dalam tanah.
PENANAMAN
1. Pilih bibit cabai yang baik, yaitu yang pertumbuhannya tegar, warna daun hijau, tidak cacat/terkena hama dan penyakit
2. Tanam bibit tersebut di polybag/pot penanaman
3. Tanam bibit tepat di tengah, lalu tambahkan media tanam hingga mencapai sekitar 2 cm dari bibir polybag/pot
4. Padatkan permukaan media tanam dan siram dengan air lalu letakkan di tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung.
PEMELIHARAAN
1. Lakukan penyiraman secukupnya untuk menjaga kelembaban media (dilakukan 2–3 kali sehari, tergantung kelembaban)
2. Lakukan
pemupukan susulan (Umur 30 hari setelah tanam /HST : 5 gr KCl per
tanaman dan Umur 30 dan 60 HST masing-masing 1/3 bagian dari sisa
campuran Urea dan ZA pada saat pemupukan dasar
3. Lakukan perompesan/pembuangan cabang daun di bawah cabang utama dan buang bunga yang pertama kali muncul.
PEMASANGAN AJIR
Ajir
dipasang dengan tujuan untuk menopang tanaman sewaktu berbuah lebat.
Ajir dibuat dari bilah bambu setinggi ± 125 cm, lebar 4 cm, dan
tebal 2 cm. Pemasangan ajir dilakukan pada usia tanaman 1 bulan.
PENGENDALIAN HPT
1. Untuk mengendalikan hama lalat buah yang menyebabkan busuk buah, dapat diberikan perangkap dengan menggunakan Antraxtan
2. Untuk mengendalikan serangga penghisap daun seperti thrips, aphid dapat menggunakan insektisida seperti Curacron
3. Untuk
mengendaliakan penyakit busuk buah kering (Antraknosa) yang disebabkan
cendawan dapat menggunakan fungisida seperti Antracol
Dosis dan aplikasi obat-obatan tersebut dapat dilihat pada label pemakaian
PANEN
Cabai dapat dipanen pada umur sekitar 80 HST. Pemetikan cabai dapat dilakukan 1-2 kali seminggu disesuaikan dengan kebutuhan.
Langganan:
Postingan (Atom)